Kilauan senja membias dari kaca jendela
Menyeruak diantara kabut musim dingin
Di rintik salju mata terpesona
Taburan keindahan bak butiran kecil mutiara
Angin musim dingin tak lagi terasa begitu menusuk
Menyeruak diantara kabut musim dingin
Di rintik salju mata terpesona
Taburan keindahan bak butiran kecil mutiara
Angin musim dingin tak lagi terasa begitu menusuk
Entah senja itukah
Atau mungkin senja yang lain
Atau bahkan sesaat ketika senja berlalu
Ya, mungkin itu
Ketika kau menungguku menghadap Rabbku
Bersenandung
Melipur hati yang dilanda gemuruh
Mengusir galau dengan bait-bait syair manis
Sebuah kenangan untukmu
Sepenggal realita untukku
Sungguh tak mudah menghapus ingatan
Terlebih jika ada banyak tergenggam makna
Lebih dari sekedar cinta
Lebih dari sekedar jalinan rasa sepasang anak manusia
Lebih… lebih dekat pada Dia yang menitipkan rasa
Menatap petikan senja itu lagi
Di rentang waktu yang usai berlalu
Sebersit tanya berdenyut di dasar hati
Masihkah kita membingkai senja
dengan getar keindahan yang sama?
*What is left from "sunset from my balcony" at Hoonigkamp, early 2004
No comments:
Post a Comment