Saturday, February 14, 2009

Memaknai Cinta

Satu kata di penghujung malam
Bila kebersamaan tak lagi ada di antara pencinta
Kenapa mesti bertahan dengan rasa?
Sulitnya,
Mencabut sebentuk pohon yang kokoh mengakar hampir mustahil
Kecuali jika dengan kesabaran
Disirami racun dari pucuk hingga ke akar
Menunggunya layu.. dan mati
Hingga ia tak lagi berpucuk dan berbuah

Meracuinya, dengan apa??
Bahkan hati tak biarkan benci untuk hadir setitik juga
Tidak rasa luka
Tidak juga kemarahan

Sebaris tanya tak kunjung usai bergema
Juga tak terpuaskan oleh jawaban

Seperti itukah cinta?
Rasa sayang yang berujung harap tuk kebaikan
Rasa cemas, yang berakhir do’a tuk keselamatan

Seperti itukah cinta?
Kerinduan, yang melahirkan bait-bait puisi
Gundah, yg membuat mata terjaga dikeheningan

Seperti itukah cinta?
Emosi yang tak henti menguras jiwa
Sesal yang terus mengolok-olok

Adalah sebuah kesadaran atas nama cinta
Cinta, yang membuat begitu banyak orang berbahagia
Cinta, yang begitu banyak membuat orang menitikkan air mata
Cinta, yang selalu dinantikan setiap insan
Cinta, yang melahirkan penyair-penyair besar sepanjang sejarah
Cinta, yang bahkan dalam kesederhanaannya
Mampu memutarbalikkan dunia

Seperti itukah cinta?
Keinginan untuk memberi yang terbaik
Tak perduli berapun yang mesti dikorbankan

Seperti itukah cinta?
Ketika yang biasa menjadi tidak biasa
Meski kadang terkesan konyol

Seperti itukah cinta?
Debar-debar yang tidak beraturan
Yang melahirkan keinginan untuk bersama menghabiskan sisa hidup

Ada banyak jawaban
Yang tak jua mampu merangkum rahasia cinta

Semua berpulang padamu Yaa Rahman
Engkaulah sebaik-baiknya Pencinta
Sebaik-baik Penyingkap rahasia
Betapa seringkali lalai hamba-Mu
Menumpuk dosa dari hari ke hari, tahun ke tahun
Namun tak putus rahmat-Mu dariku
Betapa pernah kutampik nikmat-Mu
Namun tak putus nikmat yang Kau curahkan di setiap detiknya

Tak ada kesalahan dalam cinta
Meski berakhir dengan satu kisah sedih
Mengukir satu bagian hidup
Tiadalah ia kecuali sebagai satu ujian
Kemanakah perginya keutamaan cinta seorang hamba?
Tidakkah cinta Illahi tetap tercurah dan abadi
Meliputi seluruh alam dan mahluk-Nya?

Bahkan seribu makna cinta dari seorang Gibran
Hanyalah sebutir debu di alam raya
Atau mungkin lebih kecil lagi!

Fabiayyi alaa irabbikuma tukadziban
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?

No comments:

Post a Comment