From those around, I hear a Cry,
An awful soft a hopeless sigh
I hear the footstep leaving slow,
And then I know my soul must fly….
A chilly wind begins to blow
Within my soul from head to toe
And then the last breath escapes my lips
It’s time to leave and I must go
So it’s true but it’s too late
They said each soul has its given date
When it must leave its body’s core
And meet with its eternal fate
Oh mark the word that I do say
Who knows tomorrow could be your day
At last it comes to heaven or hell
Decide which now do not delay
Come on my brother let us pray
Decide which now do not delay
Oh God Oh God, I cannot see
My eyes are blind, am I still me?
Or has my soul been led astray
And forced to pay a priceless fee?
Alas to dust we all return
And shall rejoice while others burn
If only I knew that before
The line grew short and came my turn
And now as beneath the soil
The lay me with my record flow
They cry not knowing that I cried worse
For they go home I face my god…..
Oh Mark my word that I do say
Who knows tomorrow would be your day
At last it comes to heaven or hell
Decide which now do not delay….
Come on my brother let us pray
Decide which now do not delay
Lyrics from BREATH by Ahmed Bukhetir
B R E A T H
Antara Aku dan Hujan
Pernah setumpuk harap menari
Di butiran salju bak mutiara
Lalu berpindah pada titik-titik hujan
Ada apa dengan dingin itu?
Rinai berlomba
Mendung tak ubahnya naungan dikala terik
Tak perduli berapa banyak titik air tercurah
Basah.. hanyalah tanda dari kuncup yang baru
Mungkin tak kau pahami
Bahkan pada terangnya cahaya
Bukankah telah tetap berita
Hanya saja angan enggan beranjak....
Genggaman Fajar
Syahdu…
Pasrah malam dalam rangkuman fajar
Lembut lantunan subuh
Sapuan warna pada langit yang samar
Indah kemilau
Pijar cahaya
Sejuk menyelusup ke bilik yang dalam
Hirupkan aroma kehidpan tanpa ragu
Iringi semaraknya debar jantung
Sungguh, nikmat manakah yang hendak didustakan?
Episode Ungu
Hanya saja asa terjerat
Di belitan lembut helaian ungu
Tak lagi rangkai aksara
Di rentang bilangan detik dan hari
Tak jua menguntai semesta kata
Di rekahan fajar atau kemilaunya senja
Hanya makna berhias kabut
Tergugu, di tepian telaga...
Menanti Bintang jatuh
Duduk di tepian
Pada hamparan asa
Menatap pada langit
Di redup bintang yang satu
Duhai gerangan apa terjadi
Pada pijar pemikat mata
Bukankah kabut yang menutupi
Jadikan ia makin tak dikenali?
Lalu tengadah
Berharap pada Raja penghampar langit
Kiranya lirih di kedalaman
Bukanlah asing di pelataran-Nya
'Cause Your Blossom's Only Once
A drop of love that captivated
And the seed of affection blushed in shyness
Wrap with hope and pray
Then there was the time for the breathing of the soul
“Be…!” And it is you!
The spread out prairie
The rustling wind and the buzzing bee
The wind of time has changed its direction
Then your time will come
Never let your fragrance be gone in vain
When the wind of time sweeps you
On rock or on mud
Keep the fragrance, O my petal
Be beautiful in the wild prairie
So that you’re the one that will be picked
‘Cause your blossom’s only once
It has been satisfyingly guarded
The blossom of bud that has been waited
Fragrance’s scattered with sweet nectar
A pure enchantment which will never be exchanged
Envy are the grasses,
Waiting are the grasshoppers and the bees.
The blessed love light
Covered with gift and pleasure of Him
This is it, the waiting day
When the pure nectar meet the honeybee
Safeguard and possess your fragrance in His Name
Translated and re-arrange from 'Sebab Mekarmu Hanya Sekali; Surat Cinta Untuk Puteri Tercinta by Haikal Hira Habibullah.
Hakikat Cinta Pertama
َقِّل فُؤَادَكَ حَيْثُ شِعْتَ مِنَ الْهَوَى
مَا الحُــبُّ إِلاَّ لِحَبِيْبِ الأَوَّلِ
كَمْ مَنْزِيْلٍ فِي الأَرْضِ يَأْلَفُهَ الفَتَى
وَحَنِيْنُهُ أَبَــدًا ِلأَوَّلٍ مَنَزِّلٍ
Pindahkan hatimu kepada cinta yang engkau kehendaki
Karena cinta hanyalah untuk kekasih yang pertama
Betapa banyak tempat di bumi yang (pernah) ditempati oleh seseorang
Namun selamanya kerinduannya hanyalah untuk yang pertama
**Sumber: Mukhtasar Miftah Daarus Sa’adah (Kunci Kebahagiaan) oleh Ibnu Qayyim, Penerbit Pustaka Akbar, hal. 32, 2004.
Kebodohan Adalah Kematian Sebelum Kematian
وَفِي الجَهْلِ قَبْلَ المَوْتِ مَوْتٌ لأَِهْلِهِ
وَأَجْسَامُهُمْ قَبْلَ القُبُورِ قُبُوْرٌ
وَأَرْوَاحُهُمْ فِي وَحْشَةٍ مِنْ جُسُوْمِهِمْ
وَلَيْسَ لَهُمْ حَتَّى النُّشُورِ نَشُورٌ
Kebodohan adalah kematian bagi manusia sebelum mereka mati
Dan tubuh mereka bak kuburan sebelum mereka dikuburkan
Dan ruh mereka merasa asing dari tubuhnya
Dan tidak ada bagi mereka tempat kebali hingga hari kebangkitan
**Sumber: Mukhtasar Miftah Daarus Sa’adah (Kunci Kebahagiaan) oleh Ibnu Qayyim, Penerbit Pustaka Akbar, hal. 104/263, 2004.
Merendah di Hadapan Yang Tercinta
تَذَلَّـــلْ لِمَنْ تَهْوَى لِتَحْظَى بِقُرْبِهِ
فَكَمْ عِزَّةٍ قَدْ نَالَهَاالعَبْدُ بِذُلِّ
إِذَ كَانَ مَنْ تَهْوَى عَزِيْزًا وَلَمْ تَكُنْ
ذَلِيْلاً لَهُ فَاقْرَإ السَّلاَمَ عَلَى الوَصْلِ
Merendahlah di sisi orang yang engkau cintai, agar engkau dekat dengannya
Betapa banyak kemuliaan yang diperoleh seseorang karena merendahkan diri
Jika yang kau cintai sangat mulia, dan engkau tidak merendahkan diri kepadanya
Maka ucapkanlah selamat tinggal kepada hubunganmu dengannya
**Sumber: Mukhtasar Miftah Daarus Sa’adah (Kunci Kebahagiaan) oleh Ibnu Qayyim, Penerbit Pustaka Akbar, hal. 59, 2004.
Hakekat Cinta Sejati
لَوْ كَانَ حُبُّـكَ صَـادِقًا لأَِطَعْـتَهُ
إنَّ المُحِبُّ لِمَنْ يُحِـبُّ مُطِيْـعُ
Seandainya cintamu sejati
maka engkau akan mentaatinya
Sesungguhnya yang mencintai itu
sangat taat kepada yang dia cintai
**Sumber: Diwan Syafi'i hal. 162, dalam 'Meluruskan Sejarah Wahhabi' oleh Abu Ubaidah Yusuf as-Sidawi, Penerbit Pustaka Al-Furqan, hal. 136,
Daughters of The Night*
We are the daughters of the night;
We move among the cushions
With a gentle feline grace
And our bracelets on our elbows
If you advance we shall embrace you;
And if you retreat we shall forsake you
With a loveless separation.
Kamilah anak-anak perempuan sang malam
Kami bentangkan kasur-kasur
Dengan isyarat lembut nan lemah gemulai
Dan gelang di pergelangan kami
Jika kalian maju, kami akan memelukmu
Jika kalian mundur, kami akan meninggalkanmu
Dengan perpisahan tanpa cinta
*Syair yang didendangkan oleh Hindun isteri Abu Sufyan pada perang Yarmuk untuk memberi semangat pasukan Muslimin, (Waqidi hal. 140 dalam "The Sword of Allah; Khalid bin al-Walid, oleh AI-Akram,.versi eBook imaanstar.com)
Antara Ilmu dan Maksiat
شكوت إلى وكيع سؤ حفظي
فأرشدني إلى ترك المعاصي
وأنبأني بأن العلم فضل
وفضل الله لا يؤتى لعـاصي
Maka dia menasihatiku untuk meninggalkan maksiat
Dan dia memberitahuku bahwa ilmu adalah kehormatan
Dan kehormatan Allah tidak diberikan kepada pelaku maksiat
Menggores Kelam
Senja di atas awan
Diatas gumpalan-gumpalan hitam mendung
Pesona merah saga bak bola api di tengah lumpur hitam
Mengapung, mengambang, menggeliat
Lalu gelora ingin menggapai
Diantara kelam, nuansa itu masih membuat terpana
Tak berdaya dalam keindahan
Terjerat dalam pekat meraih sisa-sisa keemasan
Senja membias di setiap sisi
Sapuan cahaya pada gumpalan hitam
Mahkotai kelam
Hingga asa merebak dari sisa-sisa bayang
Ya Rabb,
Kerinduan itu masih mengiang di kedalaman hati
Sepenggal Kata, Seberkas Hitam Jelaga
Hingga berujar sanjungan pada lisan
Aduhai celakalah lidah
Ketika memuja yang tak sepatutnya dipuja
Tak sengaja berucap, hingga menjadi terbiasa
Satu kedustaan disusul kedustaan yang lain
Aduhai celakalah lidah
Membolak-balikkan kata dengan mudahnya
Bertutur dengan canda
Hingga larut dalam gurauan
Aduhai celakalah lidah
Ketika tak sengaja menoreh luka
Diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memegang lidahnya seraya bersabda: “Jagalah ini!” Saya (Mu’adz bin Jabal radhiallahu anhu) berkata, "Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa karena ucapan-ucapan kita?" Beliau menjawab, "Celaka kamu. Bukankah banyak dari kalangan manusia yang tersungkur kedalam api neraka dengan mukanya terlebih dahulu (dalam riwayat lain: dengan lehernya terlebih dahulu) itu gara-gara buah ucapan lisannya?” (HR. Tirmidzi ia berkata, Hadits ini hasan shahih.)
The Essence of Knowledge
ليس بنافع علم حتى عمله وعلمه
وأحسن عمل الذى تعمل بعلم وبأخلاص النية
فإن العلم القريب في كل شيء
فما تارك نفس إلا لابس بالمعصية
It is not worthwhile knowledge
Until one acts on it and teaches others with it
And the best deed is
By doing it with knowledge and sincerity
For indeed knowledge is the friend in everything
Doesn’t leave one except when mingling with wickedness
***learning session, please feel free to correct mistakes
إن الصبر جميل
HIngga "mengapa"tergantikan "ternyata"
Jadilah ia lembaran-lembaran kisah
Ruang belajar dari kesalahan
Duhai Rabbku,
Yang hatiku berada diantara dua jemari-Mu
Sungguh terpaksa kesabaran ini
Semoga masa membuatku terbiasa
Hingga Engkau mudahkan ia menjadi tabiat
Agar menempatkanku dalam halaqah mereka
Yang dalam setiap detik hidupnya
Indah dalam kebersamaan-Mu
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (Al-Anfal : 46)
Setetes Embun
Takkan kesedihan itu lahirkan perubahan
Karena sesuatu yang luput takkan masuk ke genggamanmu
Dan sesuatu di dekapmu takkan hilang darimu
Jika telah pasti ketetapan atasnya.
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS Al-Hadid : 22-23)
Jalan Ilmu
Jalan itu tidaklah mudah
Karena di setiap sisi ada gemerlap yang memanggil
Meski warna-warni itu hanyalah fana
Yang berujung di kegelapan
Langkah itu bukanlah tanpa sendat
Karena di setiap langkah ada persinggahan yang memukau
Meski indah itu hanyalah sebentar
Yang berakhir dengan sesal
Sungguh tidaklah mudah yakin itu
Karena di setiap sudut ada janji kesenangan
Dan keraguan yang menyusup halus
Hingga menyamarkan tujuan akhir
Dan sungguh meraih ilmu bukanlah gampang
Karena terkadang begitu dekat dengan ajakan riya
Hampir-hampir akrab dengan kesombongan
Nyaris saja berteman dengan kedengkian
Dan tamak itu hampir saja membinasakan
Terlebih sulit meluruskan niat
Dalam rentang masa perjalanan
Yaa muqallibal qulub,
Tsabit qalbi, ala dinik
Speechless
Bergumam lirih di sunyi itu tenangku
Bersidekap dalam diam itu khusyukku
Berlemah lembut di tutur itu mutiaraku
Berlapang di dada itu sabarku
Hingga jeritan pilu di sadarku
Aduhai celaka... ! Masih kesat riya di nafsuku
The Last Secret of Mine
It is really something meaningful
As much as words could not define
It is really something understandable
As much as smile could not describe
It is really something delightful
And each explanation would not covered
‘Cause it is beyond explanation
Something which could only be felt
Whisper in every beat
Deep and deeper
More and much more
That once I get hold of
There’s no way to give it up
***
Yaa Rab, The All Mighty
Though the deepest could not be mine
I am blessed with what I am
Fabiayyi aala irabiikumaa tukadziban
Sorry for the Pity
Was it not you who taught me
Being critical in every season
Was it not you who brought me into it
Being eager to learn the ‘diin’
Was in not you who always criticized me
Being close as a guardian
But after all have been said and done
Where all the eagerness disappear
And the fire is ceased away
And the careful thought is slowly gone
And the knowledge is faded in you
And when chasing the dream
You have cast the previous thing
It is not love that left over
It is a pity being a witness
of someone bending before a fake beauty
Jangan Menangis Adikku
Dan kau tuturkan kisahmu
Hingga aku terharu
Tak sadar menitikkan air mata
Merasakan sakit menggeliat di ulu hati
Jangan menangis adikku
Karena hidup tidak terpenggal di hari ini
Sebentuk senyum kan cerahkan harimu
Meski tusukan sembilu masih belum pergi juga
Jangan menangis adikku
Karena hidup tak berhenti di hari ini
Bukankah setiap detik adalah dalam kuasa-Nya
Hingga sedih ini bagian dari suratan hidup
Jangan menangis adikku
Karena hidup akan terus berlalu
Meninggalkanmu di sudut itu
Jika kau tetap dalam kungkungan sakitmu
Jangan menangis adikku
Karena sesunnguhnya dalam kesulitan pasti ada kemudahan
Dan kau akan tahu
Apa yang berlalu memang tak patut dipertahankan
Jangan menangis adikku
Karena hidup itu indah
Mencintai itu indah
Namun akan lebih indah bila diridhai oleh-Nya
Indah Persahabatan
Terkesima pada huruf-huruf yang tertutur
Hingga di tinggi rendah nada
Pada rangkaian kata terindah tak berbanding
Bermula dari sapaan sejenak
Lalu diskusi di beberapa bagian waktu
Hingga disela kata yang terurai
Terbersit rasa meski sepenggal
Tak mengira menjadi begitu dekat
Hingga ada rindu menyisa di rentang waktu
Dan ketika saling pengertian terjalin
Indah persahabatan ini terus menemani
Dan rindu itu kubiarkan mengangkasa
Hingga menyentuh wajahmu
Dan membuatmu tahu
Bahwa kau.. sangat berarti
***untukmu, yang selalu membuatku rindu pada lantunan kitab yang tak mampu kuselami seluruh maknanya...
K L I S E
melerai asa
mengurainya hingga tak lagi berbentuk
lalu menatanya dihamparan
sejumput makna
merelakan hilangnya sebaik syair
tidaklah sesal itu merasuki
hingga saat terdiam
dalam hantaran panjang retorika
tidaklah kalimat itu lebih berarti
melainkan goresan kata tanpa makna
seonggok isyarat semu tanpa arah
serangkai sajak-sajak hayal
sungguh tidaklah ilmu itu
apa yang tersimpan dalam pikiran
terbersit di perkataan
tertuang dalam tulisan
karena sempurnanya ia
ketika menetap pada amalan
*Ya Rabb, lindungi aku dari ilmu yang tersia-sia
Bunga Liar Kuning
Tak memukau tak jua wangi
Namun dia tetap utuh
Betah di antara liar rumput
Hanya bila lelah pada kemewahan
Jenuh pada basa basi
Lekuknu jadi begitu indah di antara ilalang
Kesederhanaanmu memikat pejalan kaki
Tahukah kau?
Betapa sering orang mengejar gemerlap
Seperti laron yang mendekati lampu
Dan akhirnya binasa karena panas cahanya
Seperti kesederhanaan yang sering terlupakan
Kepolosan yang dianggap ndeso
Kebersahajaan yang dianggap kampungan
Ketegaran yang dianggap liar
Dan ia tetap tegar sendiri
Di tengah liar rumput
Menunggu pengembara yang mengerti hakikat hidup
Memahami dan memintanya....
***Untuk seorang sahabat.... nuansa warna tidak hanya biru tetapi ada begitu banyak yang lain. Seperti hidup yang tidak hanya berisi sepi.. tapi ada begitu banyak suka duka menjadi lembar catatan sepanjang hayat
Mawar Ungu
Di kelembutan beledu
Kemewahan mahkota
Rekahan indah kelopak
Hingga tak kuasa merangkai kata
Hati terlebih dulu merangkai makna
Luapan emosi
Ungkapan perasaan
Dan keunguan itu
Mengingatkan pada sesuatu yang dalam
Putik mungil yang gigih untuk bertahan
Meski hadir hanya untuk dirinya
Potongan Mimpi
Yang datang dan yang pergi
Yang tertinggal dan tak ingin pergi
Yang terpatri dan terabaikan
Hingga yang terenggut dan tersia-sia
Tinggal sedikit saja
Hanya sejumput yang tersisa
Tidak penting hayal atau nyata
Karena keduanya hanyalah pudar nuansa
Lalu untuk sebait doa
Terjaga di keheningan
Sadar meski tirai telah melayang jatuh
Masih ada sebutir asin air mata
From Me with a Rose
Not even paints could express
Only when you feel the same
You would have understood what it means
Never regret the days
Not even sorry to let it go
It is life pass by and gone
And love that stays around
And for those who love me
And being loved by me
Can not say how greatful I am
Being blessed by such endearments
Fabiaayyi alaa irabbikuma tukadziban
*Thank you ukh V3 for inspiring me with the rose
Sepotong Senyum
Sebingkai wajah
Sepotong senyum
Selarik Duka
Titian ke masa lalu
Jalan panjang diantara semak belukar
Hingga menggores ilalag di setiap langkah
Saatnya untuk pergi
Hingga sepotong senyum itu
Menjadi bayang yang terakhir
Bulan Tertutup Awan
Mentatap bulan tertutup awan
Sejengkal demi sejengkal
Hingga hanya bias yang membayang
Tak seberkas menembusi celahnya
Hanya saja menyeruak disekitarnya
Meski hanya bayang kabur tertangkap di mata
Ah, tak lagi indah itu
Hanya muram disisinya
Dan bias itu terlalu lemah untuk menjejak bumi
Senandung Hujan
Basah di bilik hati
Tetesan yang menggenangi hampa
Memercik di tepian dindingnya
Derai di cucuran atap
Alirkan ke ngarai jiwa
Meluncur tak terkendali
Basahi setiap sudutnya
Gerimis di pepohonan
Mengembun di tirai asa
Sebingkai raut yang mengabur
Buram dari biasan cermin rasa
Ode to The Lost Love
But there was a trace of delight
So once it was real
Brought memories within
Again so it was
Once like petals of rose
Blossom on the palm
The moment rejoice in love
And so it was for the love one
Not elegant as picture
But still bestowed in deep
And to that the serenade summon to
Petikan Senja
Tergugu pada pesona
Takjub pada nuansa
Pedaran warna yang memukau
Lalu membayang di riak air
Terbingkai semburat itu
Merona pada hiasan langit
Dan selarik keunguan memikatku
Hingga terjebak di petikan senja
Buaian Mimpi
Biaskan temaram
Ajakan tuk reguk kenikmatan
Hingga di detik ketika tak kuasa
Tak sabar tuk terjaga
G u n d a h
Dengan lembar-lembar catatan
Bait-bait syair
Gundah berkepanjangan
Seperti juga hari ini
Menghampiri pagi dalam diam
Bait-bait do’a
Tenggelam di galaunya langkah
Smoke Gets in My Eyes
Tak setitik cahaya itu pergi
Hanya saja yang tersisa adalah temaram
Bukan karena cahaya itu pudar
Tetapi asap api memudarkan pandangan
Sincere Love
Out of sincerity, the love begin
The story flows, and feelings evoke
Out of nowhere, passionate it become
Filling each gap, taking whatever left
Traveling this far
Not a single moment elapse
It is that in each glance
Finding sincerity as endearment
B U N G A K U
Tak berharap ia tumbuh
Bahkan benih tersebar sekenanya
Tak juga ia disirami kesejukan
Hanyalah alam merawatnya
Tak ingin ia terus tumbuh
Membiarkannya hilang diantara liar rumpun
Tak juga disirami kecuali asin air mata
Hanyalah alam membuatnya bertahan
Tak ingin ia menguncup
Membiarkannya kusam tak terawat
Tak juga jari membelainya
Hanyalah alam membuatnya ranum
Ah, bungaku
Tak sejentik debu memudarkanmu
Tak juga keinginan memusnahkanmu
Hanyalah Dia menghendakimu ada
Loose Love
Just to find myself drawn in deep
Wave which tormented
Bleeding at the broken point
I’ve invoke love
Just to find myself astray
Unconsciously too deep
Hopelessly fall therein
I’ve invoke love
Put a throne on the twilight
But alas,
The purple dusk is in vain
It is the love which is groundless
Setitik Air Mata Cinta
Adalah ia ketika datang
Tidak dengan ketukan tak juga tanda
Seketika menggenggam keseluruhan
Seolah hadir sejak awal lagi
Bahkan ketika seharusnya melangkah pergi
Ia mengambil keseluruhan
Menyisakan rongga yang terbuka
Perih di setiap belaian angin
Lalu setitik air mata cinta
Jatuh di atas pangkuan
Meresapkan dingin telusuri relung
Ah, betapa kehilangan itu menyiksa
Menatap Sunyi di Kejauhan
Hingga terkuras semuanya
Tak tersisa untuk hari ini
Entah esok pun akan ada lagi?
Menatap sunyi di kejauhan
Hingga pusaran meregang asa
Menyisa bagai torehan disetiap tarikan nafas
Entah esok pun melambai enggan
Terus menatap sunyi di kejauhan
Surrender
If You meant me to feel love
Is it this love that I have to let it go?
O Lord,
If You meant me to experience love
Is it this love that hurt me every now and again?
O Lord,
If You meant me to find the delight of love
Is it this love which dried out my tears?
O Lord,
If You meant me to fall in love
Is it this love which trapped me in sorrow?
But O Lord,
If You meant to make me stronger at heart
More patience in soul
Surrender myself under Your slavery
Submit to You entirely
Knowing that Your love is the most precious of all
Priceless which cannot bargain to other love
Then I beg You to teach me to survive
Ease the pain and heal the wound
Turn my heart into You only
Enlighten my path to the end
That I know it is You The One and Only
I would look up to
For better or worse, in happiness or sorrow
Knowing the essence of my wellbeing
Submit to You entirely
Mengejar Makna
Jika hanya sebuah makna yang dikejar
Sungguh kah itu yang meninggalkan kesan?
Karena embun telah tersaput terik mentari
Hingga kuncup pun enggan mengembang
Pun di setiap petikan peristiwa
Menjadi terburai hingga tak lagi jelas maknanya
Sungguh, bukan untuk sebuah kenikmatan
Ketika tersendat di persimpangan
Hanyalah rasa yang tak sanggup pergi
Seperti sedu sedan yang belum lagi berakhir